Peran ekspor dan impor dalam menentukan kurs valas Rupiah memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Ekspor dan impor merupakan dua faktor utama yang mempengaruhi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang asing.

Menurut Dr. Rizal Ramli, ekonom senior Indonesia, “Ekspor dan impor adalah dua sisi dari sebuah koin yang saling memengaruhi. Jika ekspor meningkat, maka permintaan terhadap Rupiah akan meningkat, sehingga nilai tukar Rupiah akan menguat. Sebaliknya, jika impor meningkat, maka nilai tukar Rupiah akan melemah.”

Dalam konteks ini, ekspor merupakan faktor yang dapat mendukung penguatan nilai tukar Rupiah. Dengan meningkatnya ekspor, akan terjadi peningkatan permintaan terhadap Rupiah dari negara-negara mitra dagang. Hal ini dapat membuat nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing menjadi lebih tinggi.

Namun, di sisi lain, impor juga memiliki peran yang signifikan dalam menentukan kurs valas Rupiah. Jika impor meningkat, akan terjadi peningkatan permintaan terhadap mata uang asing untuk melakukan pembayaran atas barang-barang impor tersebut. Akibatnya, nilai tukar Rupiah akan cenderung melemah.

Menurut data Bank Indonesia, pada tahun 2020, ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,60% dibanding tahun sebelumnya, sedangkan impor mengalami penurunan sebesar 18,13%. Hal ini turut mempengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

Dalam situasi seperti ini, peran pemerintah dalam mengelola ekspor dan impor sangat penting. Kebijakan yang tepat dalam meningkatkan daya saing produk ekspor dan mengendalikan impor dapat membantu menjaga stabilitas kurs valas Rupiah.

Sebagai kesimpulan, peran ekspor dan impor dalam menentukan kurs valas Rupiah tidak bisa dipandang sebelah mata. Kedua faktor ini saling berkaitan dan mempengaruhi nilai tukar Rupiah secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.