Pertukaran ekspor impor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kurs Rupiah, dan hal ini memiliki implikasi yang cukup besar bagi kestabilan ekonomi Indonesia. Ketika nilai ekspor melebihi impor, maka kurs Rupiah cenderung menguat. Sebaliknya, jika nilai impor lebih tinggi dari ekspor, maka kurs Rupiah akan melemah.
Menurut Dr. Arief Hidayat, seorang ekonom senior, “Pertukaran ekspor impor adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Jika kebijakan ekspor dan impor tidak seimbang, maka kurs mata uang akan terpengaruh secara signifikan.”
Selain itu, Bank Indonesia juga mengakui bahwa fluktuasi kurs Rupiah dipengaruhi oleh pertukaran ekspor impor. Dalam laporan tahunan Bank Indonesia tahun 2020, disebutkan bahwa “Kebijakan ekspor dan impor yang kurang terkendali dapat menyebabkan volatilitas kurs mata uang, yang pada akhirnya akan berdampak pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan.”
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan pelaku ekonomi untuk memperhatikan kebijakan ekspor impor agar dapat menjaga kestabilan kurs Rupiah. Hal ini juga sejalan dengan pandangan Prof. Dr. Dodi Wirawan Irawan, seorang ahli ekonomi, yang menyatakan bahwa “Kestabilan kurs mata uang merupakan salah satu faktor kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh pertukaran ekspor impor terhadap kurs Rupiah memiliki implikasi yang penting bagi kestabilan ekonomi Indonesia. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku ekonomi untuk mengelola kebijakan ekspor impor dengan baik guna menjaga stabilitas kurs Rupiah dan ekonomi secara keseluruhan.